sejarah

masa awal dan kerajaan




Wilayah Bandar Lampung pada mulanya merupakan bagian dari tanah adat Keratuan Melinting dan Keratuan Pugung, dua pusat kekuasaan kuno di Lampung Timur dan sekitarnya.

Kawasan Teluk Lampung (tempat Bandar Lampung sekarang) sejak dulu menjadi jalur perdagangan penting karena letaknya di ujung Pulau Sumatra dan berhadapan langsung dengan Selat Sunda.

Pedagang dari Arab, Gujarat, Tiongkok, hingga Eropa singgah di wilayah ini untuk mencari lada, hasil hutan, dan rempah-rempah Lampung.

masa kolonial belanda


Abad ke-17 hingga 19, Belanda menaruh perhatian besar pada Lampung karena lada.

Pada tahun 1682, Kesultanan Banten menyerahkan Lampung ke VOC (Belanda), meskipun penguasaan penuh baru kokoh pada abad ke-19.

Kawasan yang kini Bandar Lampung dulunya adalah gabungan dari dua daerah: Teluk Betung (pusat pelabuhan) dan Tanjungkarang (daerah permukiman dan administratif).

Jalur kereta api dari Palembang ke Tanjungkarang dibangun pada awal abad ke-20, memperkuat fungsi kota sebagai pusat perdagangan dan administrasi kolonial di ujung Sumatra.

masa kemerdekaan


Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, Bandar Lampung semakin berkembang sebagai ibu kota administratif di Lampung.

Tahun 1964, Provinsi Lampung resmi dibentuk, dan Tanjungkarang–Telukbetung ditetapkan sebagai ibukota provinsi.

Nama “Kota Bandar Lampung” baru dipakai setelah adanya penggabungan administratif kedua kota tersebut.


masa era modern

Bandar Lampung tumbuh pesat sebagai gerbang Sumatra–Jawa, terutama karena adanya Pelabuhan Panjang dan kedekatannya dengan Pelabuhan Bakauheni.

Pada era Orde Baru, kota ini mengalami pertumbuhan industri, pendidikan, dan perdagangan.

Saat ini Bandar Lampung dikenal sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, budaya, dan pendidikan di Provinsi Lampung, serta pintu masuk utama wisata ke berbagai daerah seperti Krakatau, Way Kambas, dan Pesisir Barat.

Comments

Popular posts from this blog

makanan